Social Topic

blog yang memberikan inforasi pada masyarakat tentang budaya islami,permasalahan dalam Islam dan keyakinan masyarakatnya

FAKTA TENTANG ISLAM YANG DIYAKINI ORANG BARAT

Bagi orang-orang barat, Islam tidak lebih hanyalah agama yang mengajarkan kekerasan dan kerusakan. Terlebih munculnya propaganda organisasi yang tengah marak saat ini dengan aksi kejam mereka yang membawa nama Islam. Sehingga image tentang agama ini pun rusak tidak karuan. Namun, tidak semua orang barat punya pikiran picik dan sempit seperti itu sehingga menyimpulkan sesuatu hanya dari yang dilihat dan diduga saja.
  Ya, ternyata banyak dari mereka pada akhirnya menyadari jika agama yang dibawa Nabi Muhammad ini luar biasa. Tak hanya tentang ajarannya, tapi juga pengaruh yang dibawanya bagi dunia. Nah, berikut adalah hal-hal tentang Islam yang ternyata sangat diyakini orang-orang barat

1.Islam Akan Jadi Agama Mayoritas Umat Manusia

Kalau ditanya apa sih agama yang paling populer di dunia? Sudah pasti jawabannya adalah Kristen. Ya, hal tersebut dibuktikan dengan mayoritas penduduk dunia yang menganut agama ini. Islam sendiri berada di urutan kedua setelahnya. Namun, banyak orang yang beranggapan jika agama ini mungkin akan mengalahkan Kristen dalam hal jumlah penganut di masa depan nanti.
Diperkirakan tahun 2050 nanti jumlah umat Islam akan sebanding dengan Kristen
Pernyataan ini dibuktikan dengan banyak riset yang hasilnya mengejutkan. Setiap tahunnya jumlah pemeluk agama Islam makin bertambah. Bahkan diprediksi jika penganut Islam akan sebanyak Kristen di tahun 2050 nanti.

2.Muslim Sangat Menghormati Maryam

Orang-orang barat selalu membandingkan sesuatu dengan bukti dan fakta. Termasuk membandingkan tentang agama. Mereka pernah membandingkan Kristen dan Islam berdasarkan literatur keduanya, yakni Injil dan Al Qur’an. Nah, ada sebuah fakta menarik dari perbandingan ini yang menunjukkan bahwa di Al Qur’an Maryam atau Mary lebih banyak disebutkan dari pada di dalam Injil Perjanjian Baru.
Maria atau Mary lebih banyak disebut di Al Qur'an dibandingkan Injil Pernjanjian Baru [Image Source]
Maria atau Mary lebih banyak disebut di Al Qur’an dibandingkan Injil Pernjanjian Baru
Hal ini pun membuat orang-orang barat jadi timbul semacam keyakinan jika para Muslim pun menghormati sosok Maryam sama baiknya dengan orang-orang Kristen. Bahkan bisa lebih lagi mengingat Al Qur’an sendiri menyebutkan nama Ibunda Isa Al Masih ini lebih banyak.

3.Umat Muslim Pernah Berjuang Untuk Yahudi

Tidak bermaksud menebarkan kekacauan, tapi lihatlah sendiri di berbagai forum bagaimana umat Muslim begitu tidak menyukai Yahudi. Padahal dulu banyak sekali cerita patriotik tentang umat Muslim yang justru sering membantu para Yahudi. Uniknya lagi, hal ini juga dipercaya oleh orang-orang barat.
Lime Basha, wanita ini pernah menyelamatkan gerombolan bocah Yahudi saat terjadi Perang Dunia II [Image Source]
Lime Basha, wanita ini pernah menyelamatkan gerombolan bocah Yahudi saat terjadi Perang Dunia II
Salah satu contohnya adalah kisah orang-orang Yahudi yang diselamatkan oleh umat Muslim ketika Perang Dunia II bergolak. Bahkan banyak cerita yang mengatakan orang-orang Muslim rela berperang di pergolakan terbesar sepanjang sejarah tersebut untuk menyelamatkan Yahudi dan menghadapi Nazi. Ada pula cerita tentang Sultan Bayazid dari Kerajaan Otoman yang mengirim pasukan untuk menyelamatkan kaum Yahudi di Spanyol. Kala itu di tahun 1492, Spanyol dikuasai oleh Kerajaan Katolik yang ingin membantai para Yahudi yang tinggal di sana.



4. Keluar dari Islam = Mati

 Mayoritas orang barat percaya jika tidak ada hukuman lain selain mati untuk kasus seseorang yang keluar dari agama Islam. Ya, disimpulkan dari Al Quran dan Hadist shahih, memang tidak ada hukuman yang lebih pantas bagi orang murtad selain dibunuh. Sayangnya, orang-orang barat tidak mengetahui jika prosesi ini tidak serta merta langsung dilakukan begitu saja.

 Dalam Islam, orang yang ketahuan Murtad haruslah diberi kesempatan untuk bertaubat. Bahkan menurut riwayat sampai 3 kali dengan dibimbing secara intensif. Setelah ajakan ini ditolak, barulah hukum mati dilakukan. Tidak semua orang Murtad gagal kembali ke Islam, namun beberapa memang menunjukkan sifat menentang, bahkan menghina Rasul dan ajarannya. Yang seperti ini baru yang akan dikenai hukuman, karena potensi merusaknya besar dan akan jadi benalu jika tidak diberantas.
Meskipun Islam menghukum mati orang murtad, sepertinya orang barat juga harus tahu akan perlakuan agama ini kepada Mualaf. Ya, dalam Islam seseorang yang baru saja menjadi Muslim akan diberikan zakat dan ini wajib hukumnya.

5.Orang Barat Mengakui Kehebatan Ilmuwan Muslim


Ada begitu banyak orang barat yang yakin dengan agama ini bukan hanya dari nilai ajarannya, tapi juga berdasarkan hal-hal yang bersifat keilmuwan. Seperti yang diketahui, dulu Islam benar-benar menggenggam dunia tidak hanya secara teritorial saja tapi juga peradaban termasuk ilmu pengetahuan.
Orang-orang barat mengakui kalau Islam punya banyak sekali ilmuwan yang berhasil mengubah dunia
Banyak sekali ilmuwan Muslim yang terbukti memiliki karya yang luar biasa. Sebut saja Ibnu Sina yang terkenal dengan ilmu kedokterannya, Ibnu Rusyd yang bukunya jadi literatur untuk filsafat dan ilmu sosial, serta masih banyak lagi yang lain. Tak cuma mengagumi para ilmuwan Islam, orang-orang barat pun percaya jika para cendekiawan Muslim sangat dihargai oleh pemerintah. Misalnya dengan menggaji mereka dengan sangat tinggi.
Sayangnya, orang-orang barat kadang hanya menilai Islam dari luarnya saja. Sehingga muncul opini-opini sepihak yang pada akhirnya menurunkan nilai Islam. Padahal kalau dikaji lebih dalam mungkin mereka akan benar-benar paham. Kasus seperti itu sudah banyak dan mereka jelas-jelas bisa menerima kebenaran.

KEYAKINAN POCONG DI MASYARAKAT DAN SUDUT PANDANG ISLAM


Kata pocong pasti sudah tidak asing lagi dirtelinga kita,secara otomatis ketika mendengar kata pocong maka gambaran yang terlintas di kepala kita adalah sesosok makhlik dengan kain kafan terikat di bagian kepala, banyak masyarakat yang berasumsi bahwa asal usul hantu pocong adalah orang yang meninggal dunia saat dimakamkan tali pocongnya tidak dilepas sehingga arwah si mayit bergentayangan untuk meminta tolong dibukakan tali pocongnya. benarkah demikian??

Banyak keyakinan di masyarakat kita yang bersumber dari mitos dan takhayul dan sama sekali tidak didukung dengan dalil baik Al-Qur'an maupun hadits maupun keterangan para sahabat Rasulullah. sebagian masyarakat meyakini bahwa pocong adalah jelmaan dari mayit yang kain kafannya lupa dilepas tali pocongnya,karena tidak dibuka membuatnya gentayangan dan mendatangi rumahnya dan masyarakat lainnya.

Maka dari keyakinan ini ada beberapa sisi negatif yang akan muncul :

  1.Keyakinan si mayit akan kembali setelah dimakamkan, ini termasuk keyakinan Jahiliyah yang diingkari oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an. Allah SWT berfirman yang artinya "Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu, hingga apabila datang kematian pada seseorang diantara mereka, dia berkata : Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku bisa berbuat amal saleh yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang ia ucapkan saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan". ( QS. Al-Mukminun : 99-100 )
dari ayat ini Allah menggambarkan bagaimana orang kafir menyesali hidupnya.

 2.Keyakinan bahwa ruh mayit masih berada di dunia maka keyakinan ini bertentangan dengan aqidah Islam bahwa orang yang meninggal ruh nya berada di alam Barzah. Sudah jelas bahwa Allah SWT menjelaskan bahwa ada Barzah atau dinding pemisah antara orang yang telah meninggal dengan kehidupan dunia dan itu terjadi sejak mereka meninggal dunia, selanjutnya mereka masing-masing sudah sibuk dengan balasan yang diberikan Allah SWT kepda mereka mereka, ruh orang yang baik berada ditempat yang baik begitupun sebaliknya

Banyak diantara kita yang mengakui melihat ataupun menjumpai sosok pocong tersebut dan dari pendapat tersebut kita memang tidak dapat menginkari keberadaan pocong, dan jika benar pengakuan orang yang pernah melihatnya kita tidak dapat menolaknya karena mengingkari hal ini sama halnya dengan kita menolak realita.

Namun yang perlu diluruskan adalah keyakinan di masyarakat bahwa pocong merupakan jelmaan dari ruh orang yang meninggal yang tali kafannya tidak dilepas ketika dimakamkan. Karena jelas ini adalah keyakinan yang bertentangan dengan aqidah Islam oleh karena itu jika kita meyakini keberadaan pocong maka yang harus diyakini adalah pocong bukan jelmaan manusia yang telah meninggal melainkan jelmaan Jin, dikarenakan Jin juga bisa menjelma menjadi makhluk yang lain. Wallahua'lam

WOW!! INILAH 7 TITIK LATHIFAH PADA MANUSIA


7 TITIK LATHIFAH
  1. Latifatul-Qolby: Di sini letaknya sifat-sifat syetan, iblis, kekufuran, kemusyrikan, ketahayulan dan lain-lain, letaknya dua jari dibawah susu sebelah kiri. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya, Insya Allah pada tingkat ini diganti dengan Iman, Islam, Ihsan, Tauhid dan Ma’rifat.
  2. Latifatul-Roh : Di sini letaknya sifat bahimiyah (binatang jinak) menuruti hawa nafsu, , letaknya dua jari dibawah susu sebelah kanan. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah di isi dengan khusyu’ dan tawadhu’.
  3. Latifatus-Sirri : Di sini letaknya sifat-sifat syabiyah (binatang buas) yaitu sifat zalim atau aniaya, pemarah dan pendendam, , letaknya dua jari diatas susu sebelah kiri. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat kasih sayang dan ramah tamah.
  4. Latifatul-Khafi : Di sini letaknya sifat-sifat pendengki, khianat dan sifat-sifat syaitoniyah,  letaknya dua jari diatas susu sebelah kanan. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat syukur dan sabar.
  5. Latifatul-Akhfa : Di sini letaknya sifat-sifat robbaniyah yaitu riya’, takabbur, ujub, suma’ dan lain-lain, letaknya ditengah-tengah dada. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat ikhlas, khusyu’, tadarru dan tafakur.
  6. Latifatun-Nafsun-Natiqo : Di sini letaknya sifat-sifat nafsu amarrah banyak khayalan dan panjang angan-angan, , letaknya tepat diantara dua kening. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat tenteram dan pikiran tenang.
  7. Latifah Kullu-Jasad : Di sini letaknya sifat-sifat jahil “ghaflah” kebendaan dan kelalaian, , letaknya diseluruh tubuh mengendarai semua aliran darah kita yang letak titik pusatnya di tepat ditengah-tengah ubun-ubun kepala kita. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat ilmu dan amal.

SHOLAT TAPI LUPA BERWUDHU?? INI KONSEKUENSINYA



Apa hukum shalat tanpa wudhu karena lupa? Apakah harus mengulangi shalatnya?
               
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا يقبَلُ اللهُ صلاةَ أحدِكم إذا أَحْدثَ حتى يتوضَّأَ
Allah tidak akan menerima shalat orang yang berhadats, sampai dia berwudhu. (HR. Bukhari 6954).

Hadits ini menjelaskan, bahwa wudhu merupakan salah satu syarat sah shalat.
Kemudian para ulama sepakat, orang yang shalat tanpa wudhu karena lupa, shalatnya batal dan wajib diulangi. Berikut beberapa keteranga mereka,
Imam An-Nawawi mengatakan,
أجمع المسلمون على تحريم الصلاة على المحدث وأجمعوا على أنها لا تصح منه سواء إن كان عالما بحدثه أو جاهلا أو ناسيا لكنه إن صلى جاهلا أو ناسيا فلا إثم عليه وإن كان عالما بالحدث وتحريم الصلاة مع الحدث فقد ارتكب معصية عظيمة ولا يكفر عندنا بذلك إلا أن يستحله , وقال أبو حنيفة : يكفر لاستهزائه
Kaum muslimin sepakat haramnya shalat bagi orang yang berhadats. Mereka juga sepakat bahwa tidak shalat shalat tanpa wudhu, baik dia tahu hadatsnya atau tidak tahu, atau lupa. Hanya saja, jika dia shalat karena tidak tahu sedang hadats atau lupa berwudhu, maka tidak ada dosa untuknya.
Sebaliknya, jika dia tahu sedang hadats dan tahu terlarangnya shalat dalam keadaan hadats, berarti dia telah melakukan dosa besar, yang tidak sampai kafir menurut madzhab kami (syafiiyah), kecuali jika dia menganggap hal itu diperbolehkan. Sementara Abu Hanifah mengatakan, ‘Dia kufur karena mempermainkan agama.’
(al-Majmu’ Syarh Muhadzab, 2/67).

Keterangan yang sama juga disampaikan Ibnu Rusyd,
واتفقوا على أنّ من صلى بغير طهارة أنّه يجب عليه الإعادة عمداً أو نسياناَ وكذلك من صلى لغير القبلة عمداَ كان ذلك أو نسيانا
Ulama sepakat bahwa orang yang shalat tanpa bersuci, dia wajib mengulang shalatnya. Baik sengaja maupun lupa. Demikian pula orang yang shalat tanpa menghadap kiblat, baik sengaja maupun lupa. (Bidayah al-Mujtahid, 1/151)

DZIKIR BERJAMA'AH DAN KEISTIMEWAANNYA



Berkumpul di suatu tempat untuk berdzikir bersama hukumnya adalah sunnah dan merupakan jalan untuk mendapatkan pahala dari Allah, jika memang tidak dibarengi dengan perkara-perkara yang diharamkan. Hadits-hadits yang menunjukkan kesunnahan tentang ini sangat banyak, di antaranya: (Lihat an-Nawawi, Riyadl ash-Shalihin, hal. 470-473)


1. Rasulullah bersabda:
لاَ يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالَى إِلاَّ حَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ (رواه مسلم)
“Tidaklah sekelompok orang berkumpul dan bardzikir menyebut Nama-nama Allah kecuali mereka dikelilingi oleh para Malaikat, diliputi rahmat, diturunkan kepada mereka ketenangan, dan Allah sebut mereka di kalangan para Malaikat yang mulia”. (HR. Muslim)

2. al-Imam Muslim dan al-Imam at-Tirmidzi meriwayatkan:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَليهِ وَسَلّمَ خَرَجَ عَلَى حَلْقَةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ، فَقَالَ: مَا يُجْلِسُكُمْ ؟ قَالُوْا: جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللهَ وَنَحْمَدُهُ، فَقَالَ: إِنَّهُ أَتَانِيْ جِبْرِيْلُ فَأَخْبَرَنِيْ أَنَّ اللهَ يُبَاهِيْ بِكُمْ الْمَلاَئِكَةَ (أخرجه مسلم والترمذيّ)
“Suatu ketika Rasulullah keluar melihat sekelompok sahabat yang sedang duduk bersama, lalu Rasulullah bertanya: Apa yang membuat kalian duduk bersama di sini? Mereka menjawab: Kami duduk berdzikir kepada Allah dan memuji-Nya, kemudian Rasulullah bersabda: “Sungguh Aku didatangi oleh Jibril dan ia memberitahukan kepadaku bahwa Allah membanggakan kalian di kalangan para Malaikat”. (HR. Muslim dan at-Tirmidzi)

3. Dalam hadits lain Rasulullah bersabda:
مَا مِنْ قَوْمٍ اجْتَمَعُوْا يَذْكُرُوْنَ اللهَ لاَ يُرِيْدُوْنَ بِذَلِكَ إِلاَّ وَجْهَهُ تَعَالَى إِلاَّ نَادَاهُمْ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ أَنْ قُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ (أخرجه الطّبَرانِيّ)
“Tidaklah suatu kaum berkumpul untuk berdzikir, dan mereka tidak berharap dengan itu kecuali untuk mendapat ridla Allah maka Malaikat menyeru dari langit: Berdirilah kalian dalam keadaan sudah terampuni dosa-dosa kalian”. (HR. ath-Thabarani)

Sedangkan dalil yang menunjukkan kesunnahan mengeraskan suara dalam berdzikir secara umum, di antaranya adalah hadits Qudsi: Rasulullah bersabda:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِيْ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِيْ، فَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِيْ نَفْسِيْ، وَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِيْ مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ (متّفق عليه)
“Allah berfirman: “Aku Maha kuasa untuk berbuat seperti harapan hambaku terhadap-Ku”, dan Aku senantiasa menjaganya dan memberikan taufiq serta pertolongan terhadapnya jika ia menyebut nama-Ku. Jika ia menyebutku dengan lirih maka Aku akan memberinya pahala dan rahmat secara sembunyi-sembunyi, dan jika ia menyebut-Ku secara berjama’ah atau dengan suara keras maka Aku akan menyebutnya di kalangan para Malaikat yang mulia”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Makna “Aku Maha kuasa untuk berbuat seperti harapan hambaku terhadap-Ku” artinya; Jika hamba tersebut berharap untuk diampuni maka akan Aku (Allah) ampuni dosanya. Jika ia mengira taubatnya akan Aku terima maka Aku akan menerima taubatnya. Jika ia berharap akan Aku kabulkan doanya maka akan Aku kabulkan. Dan jika ia mengira Aku mencukupi kebutuhannya maka akan Aku cukupi kebutuhan yang dimintanya. Penjelasan ini seperti tuturkan oleh al-Qadli ‘Iyadl al-Maliki.

Dzikir Berjama’ah Setelah Shalat Dengan Suara Keras
Para ulama telah sepakat akan kesunnahan berdzikir setelah shalat (Lihat an-Nawawi dalam al-Adzkar, h. 70). Al-Imam at-Tirmidzi meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah ditanya: “Ayyuddu’a Asma’u?”. (Apakah doa yang paling mungkin dikabulkan?). Rasulullah menjawab:
جَوْفُ اللَّيْلِ، وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوْبَاتِ، قال الترمذيّ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ
“Doa di tengah malam, dan seusai shalat fardlu”. (at-Tirmidzi mengatakan: Hadits ini Hasan)
Dalil-dalil berikut ini menunjukkan kesunnahan mengeraskan suara dalam berdzikir secara berjama’ah setelah shalat secara khusus. Di antaranya hadits dari sahabat‘Abdullah ibn ‘Abbas, bahwa ia berkata:
كُنْتُ أَعْرِفُ انْقِضَاءَ صَلاَةِ رَسُوْلِ اللهِ بِالتَّكْبِيْرِ (رواه البخاريّ ومسلم)
“Aku mengetahui selesainya shalat Rasulullah dengan takbir (yang dibaca dengan suara keras)”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits riwayat al-Imam Muslim disebutkan bahwa ‘Abdullah ibn ‘Abbas berkata:
كُنَّا نَعْرِفُ انْقِضَاءَ صَلاَةِ رَسُوْلِ اللهِ بِالتَّكْبِيْرِ (رواه مسلم)
“Kami mengetahui selesainya shalat Rasulullah dengan takbir (yang dibaca dengan suara keras)” (HR. Muslim)

Kemudian ‘Abdullah ibn ‘Abbas berkata:
أَنَّ رَفْعَ الصَّوْتِ بِالذِّكْرِ حِيْنَ يَنْصَرِفُ النَّاسُ مِنَ الْمَكْتُوْبَةِ كَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ (رواه البخاريّ ومسلم)
“Mengeraskan suara dalam berdzikir ketika orang-orang telah selesai shalat fardlu sudah terjadi pada zaman Rasulullah”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)




Dalam sebuah riwayat lain, juga diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari dan al-Imam Muslim, bahwa Ibn ‘Abbas berkata:
كُنْتُ أَعْلَمُ إِذَا انْصَرَفُوْا بِذلِكَ إِذَا سَمِعْتُهُ (رواه البخاريّ ومسلم)
“Aku mengetahui bahwa mereka telah selesai shalat dengan mendengar suara berdzikir yang keras itu”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Hadits-hadits ini adalah dalil akan kebolehan berdzikir dengan suara keras, tentunya tanpa berlebih-lebihan dalam mengeraskannya. Karena mengangkat suara dengan keras yang berlebih-lebihan dilarang oleh Rasulullah dalam hadits yang lain. Dalam hadits riwayat al-Bukhari dari sahabat Abu Musa al-Asy’ari bahwa ketika para sahabat sampai dari perjalanan mereka di lembah Khaibar, mereka membaca tahlil dan takbir dengan suara yang sangat keras. Lalu Rasulullah berkata kepada mereka:
اِرْبَعُوْا عَلَى أَنْفُسِكُمْ فَإِنَّكُمْ لاَ تَدْعُوْنَ أَصَمَّ وَلاَ غَائِبًا ، إِنَّمَا تَدْعُوْنَ سَمِيْعًا قَرِيْبًا
“Ringankanlah atas diri kalian (jangan memaksakan diri mengeraskan suara secara berlebihan), sesungguhnya kalian tidak meminta kepada Dzat yang tidak mendengar dan tidak kepada yang ghaib, kalian meminta kepada yang maha mendengar dan maha “dekat” …”. (HR. al-Bukhari)

Hadits ini bukan melarang berdzikir dengan suara yang keras. Tetapi yang dilarang adalah dengan suara yang sangat keras dan berlebih-lebihan. Hadits ini juga menunjukkan bahwa boleh berdzikir dengan berjama’ah, sebagaimana dilakukan oleh para sahabat tersebut. Yang dilaraang oleh Rasulullah dalam hadits ini bukan berdzikir secara berjama’ah, melainkan mengeraskan suara secara berlebih-lebihan.

Doa Berjama’ah
Rasulullah bersabda:
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فَدَعَا بَعْضٌ وَأَمَّنَ الآخَرُوْنَ إِلاَّ اسْتُجِيْبَ لَهُمْ (رواه الحاكم في المستدرك من حديث مسلمة بن حبيب الفهري)
“Tidaklah suatu kaum berkumpul, lalu sebagian berdoa dan yang lain mengamini, kecuali doa tersebut akan dikabulkan oleh Allah”. (HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak dari sahabat Maslamah ibn Habib al-Fihri).

Hadits ini menunjukkan kebolehan berdoa dengan berjama’ah. Artinya, salah seorang berdoa, dan yang lainnya mengamini. Termasuk dalam praktek ini yang sering dilakukan oleh banyak orang setelah shalat lima waktu, imam shalat berdoa dan jama’ah mengamini.

Ibn Hajar al-Haitami dalam al-Minhaj al-Qawim Syarh al-Muqaddimah al-Hadlramiyyah, menuliskan sebagai berikut:
[وَيُسِرُّ بِهِ] الْمُنْفَرِدُ وَالْمَأْمُوْمُ خِلاَفًا لِمَا يُوْهِمُهُ كَلاَمُ الرَّوْضَةِ (إِلاَّ الإِمَامُ الْمُرِيْدُ تَعْلِيْمَ الْحَاضِرِيْنَ فَيَجْهَرُ إِلَى أَنْ يَتَعَلَّمُوْا) وَعَلَيْهِ حُمِلَتْ أَحَادِيْثُ الْجَهْرِ بِذَلِكَ، لَكِنْ اسْتَبْعَدَهُ الأَذْرَعِيُّ وَاخْتَارَ نَدْبَ رَفْعِ الْجَمَاعَةِ أَصْوَاتَهُمْ بِالذِّكْرِ دَائِمًا
“Orang yang shalat sendirian dan seorang makmum agar memelankan bacaan dzikir dan doa seusai shalatnya, -ini berbeda dengan yang dipahami dari tulisan ar-Raudlah-, kecuali seorang Imam yang bermaksud mengajari para jama’ah tentang lafazh-lafazh dzikir dan doa tersebut, maka ia boleh mengeraskannya hingga jama’ah mengetahui dan hafal dzikir dan doa tersebut. Dengan makna inilah dipahami hadits-hadits mengeraskan bacaan dzikir dan doa setelah shalat. Namun al-Imam al-Adzra’i  tidak menerima pemahaman seperti ini dan beliau memilih pendapat bahwa sunnah bagi para jama’ah hendaknya selalu mengeraskan suara mereka dalam membaca dzikir (Sesuai zhahir hadits-hadits di atas)” (al-Minhaj al-Qawim, h. 163).

Al-Baihaqiy meriwayatkan Hadits dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulallah saw. bersabda:
لاَنْ اَقْعُدَنَّ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالَى مِنْ بَعْدِ صَلاَةِ الْفَجْرِ ِالَى طُلُوْعِ الشَّمْسِ اَحَبُّاِلَيَّ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا (رواه البيهاقي
“Sungguhlah aku berdzikir menyebut (mengingat) Allah swt. bersama jamaah usai sholat Shubuh hingga matahari terbit, itu lebih kusukai daripada dunia seisinya.”

Juga dari Anas bin Malik ra riwayat Abu Daud dan Al-Baihaqiy bahwa Nabi saw. bersabda: ‘Sungguhlah aku duduk bersama jamaah berdzikir menyebut Allah swt. dari sholat ‘ashar hingga matahari terbenam, itu lebih kusukai daripada memerdekakan empat orang budak.’

Riwayat Al Baihaqy dari Abu Sa’id Al Khudrij ra, Rasulallah saw bersabda :
يَقُوْلُ الرَّبُّ جَلَّ وَعَلاَ يَوْمَ القِيَامَةِ سَيَعْلَمُ هَؤُلاَءِ الْجَمْعَ الْيَوْمَ مَنْ اَهْلُ الْكَرَمِ؟ فَقِيْلَ مَنْ اَهْلُ الْكَرَمِ؟ قَالَ : اَهْلُ مَجَالِسِ الذِّكْرِ فِي الْمَسَاجِدِ (رواه البيهاقي
“Allah jalla wa ‘Ala pada hari kiamat kelak akan bersabda: ’Pada hari ini ahlul jam’i akan mengetahui siapa orang ahlul karam (orang yang mulia). Ada yg bertanya: Siapakah orang-orang yg mulia itu? Allah menjawab, Mereka adalah orang-orang peserta majlis-majlis dzikir di masjid-masjid ”.
Ancaman bagi orang yang menghadiri kumpulan tanpa disebut nama Allah dan Shalawat atas Nabi saw.

Hadits riwayat Turmudzi (yang menyatakan Hasan) dari Abu Hurairah, sabda Nabi saw :
مَا قَعَدَ قَوْمُ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرُونَ اللهَ فِيهِ وَلَمْ يُصَلُّوْا عَلَى النَّبِيِّ اِلاَّ كَانَ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ (رواه الترمذي وقال حسن
“Tiada suatu golongan pun yang duduk menghadiri suatu majlis tapi mereka disana tidak dzikir pada Allah swt. dan tak mengucapkan shalawat atas Nabi saw., kecuali mereka akan mendapat kekecewaan di hari kiamat”.

INILAH DO'A AGAR HAJAT KITA CEPAT TERKABUL




 Inilah doa supaya hajat anda terpenuhi, jika anda mempunyai hajat yang sangat anda inginkan maka bacalah doa ini, inshallah, hajat anda terpenuhi.

DO'A NUR BUWAH ( nur buat, nurun buwwah )

berikut ini adalah panduan bagaimana cara membaca doa ini :
  1. Sebelum anda membaca doa ini, anda harus berwudhu,
  2. Kemudian bacalah doa ini
  3. Ketika bacaan anda sudah sampai pada (wak'dzil hajatii) maka niatlah hajat anda dengan penuh keyakinan, Inshallah dengan keyakinan anda do'a anda akan di jabah oleh Allah SWT
  4. Setelah itu, maka teruskanlah bacaan anda hingga akhir do'a ini.
sumber : cakrawalagasing.blogspot.co.id
 

STOP GUNAKAN KATA " SUNNAH RASUL " DI MALAM JUM'AT


Berawal dari berbagai gambar anak-anak muda sekarang di sosial media seperti Facebook yang sudah kelewatan, mereka menyalah gunakan kata-kata "Sunnah Rasul" di malam Jum'at. Bahkan ada yang memposting gambar tak senonoh diiringi kata-kata "Sunnah Rasul" .


Jaga mulut anda! jaga tangan anda dala menulis status di Facebook! Jaga martabat Islam anda!
Telah lama saya mencari kebenaran Hadits yang menyatakan bahwa muslim-muslimah yang terikat hubungan hukum pernikahan tentunya, melakukan jima' dimalam Jum'at merupaka Sunah Rasul.

Sebelumnya saya ragu. Keraguan saya bukan tanpa alasan,namun bagaimana seorang Rasul menyabdakan sesuatu yang pada akhirnya menjadi bahan candaan tak senonoh? STOP mengatakan atau menuliskan kata "Sunnah Rasul" sebagai kata ganti dari ijma' !! karena itu dosa besar . Dari mana asal muasalnya muncul istilah "Sunnah Rasul" yang diindentikkan pada aktivitas ijma'.

Semua berawal dari hadits brikut ini : "Barangsiapa melakukan hubungan suami istri di malam Jum'at (Kamis malam) maka pahalanya sama dengan membunuh 100 Yahudi." Dalam hadits yang lain ada yang menyebutkan sama dengan membuuh 1000 Yahudi, ada juga yang menyebut 7000 Yahudi.

Sebenarnya bagaimana derajat hadits tersebut, apakah shahih dhaif atau ma'udu?? Hadits diatas tidak akan ditemukan dimanapun baik kitab hadits dhaif apalagi shahih.

Perlu kita ketahui, kalimat tersebut bukan hadits yang tidak mempunyai sanad / bersambung ke sahabat, apalagi ke Rasulullah. Yang akhirnya pada satu kesimpulan bahwa hadits "Sunnah Rasul" diatas adalah palsu, lebih tepatnya bukan hadits.

Sebuah hadits palsu yang dikarang seseorang , tidak jelas dan tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan Rasulullah.Bahkan kita takkan menemukan satupun hadits Rasul tentang berhubungan intim bagi suami-istri pada malam-malam tertentu,termasuk malam Jum'at.

Jaga mulut jika anda Islam, jaga tangan anda dalam menulis status di Facebook, jaga martabat Islam anda!! Telusuri jika membaca hadits yang meragukan!! Dan yang terakhir adalah : HATI-HATI  dengan banyaknya hadits palsu yang dibuat secara terus menerus oleh musuh Islam hingga saat ini!!

Anda Islam? share sebanyak-banyaknya demi martabat Islam !!


 

Newsletter